LULUSAN
SMK semakin diminati industri.Banyak lulusan SMK yang langsung bekerja
setelah lulus, bahkansudah”ditaksir”perusahaan saat masih berstatus
pelajar.
Dulu, citra sekolah menengah kejuruan (SMK) bisa jadi kurang
bergengsi di mata masyarakat. Pandangan bahwa SMK adalah strata
terendah dalam pendidikan menengah di Indonesia
dan menjadi pelarian dari siswa yang tidak diterima di SMA,kini
berangsur-angsur menghilang. Sebabnya, selain membekali siswanya dengan
keterampilan khusus di satu bidang, yang membuatnya unggul dibandingkan
lulusan SMA,SMK juga banyak yang berbenah diri, mempercantik sekolah
dengan berbagai failitas pendukung yang memadai hingga lulusannya punya
kemampuan bersaing di duniakerja.
Lihat saja para lulusan SMK 26 Jakarta.Menurut Wakil Bidang
Hubungan Industri dan PSG (Pendidikan Sistem Ganda) SMK 26 Bambang
Asmoro Hadi, lulusan SMK yang terletak di kawasan Rawamangun, Jakarta
Timur, ini hanya punya masa tunggu 0 bulan alias langsung bekerja
setelah lulus. Tak hanya langsung bekerja, mereka juga biasanya sudah
”dipesan” oleh perusahaan tertentu sebelum mereka lulus sekolah.”Di
sekolah kami, lulusan yang langsung kerja begitu lulus persentasenya
bisa sampai 68%.
Sisanya yang menunggu tiga bulan sekitar lima
sampai 10 persen,”kata Bambang. Tak hanya asal bekerja, para alumnus
SMK bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan-perusahaan besar seperti
Toyota Astra Motor, Siemens,atau Daihatsu.”Kami memang bekerja sama
dengan perusahaan- perusahaan tersebut.Ada yang memang terhubung
langsung, ada juga yang kerja sama biasa.Kirakira ada 100 perusahaan
yang kita ajak kerja sama,”ujar Bambang. SMK 26 memang sedikit berbeda
dengan SMK kebanyakan.
Di sini, siswa belajar selama empat tahun dengan satu tahun
terakhir dipakai untuk magang bekerja.Selama tahun tersebut,jika siswa
berprestasi bagus, biasanya langsung direkrut sebagai pegawai kontrak di
perusahaan tempatnya magang. Jika masih memuaskan, tentunya peluang
untuk diangkat menjadi karyawan tetap terbuka lebar. Jika prestasinya
luar biasa, siswa dan alumni bahkan bisa dikirim magang ke luar negeri
seperti Jepang atau Abu Dhabi.SMK 26 memang bekerja sama dengan
perusahaan CIAEC di Jepang,yangbergerakdibidangmesindanelektronika.
Perusahaan ini juga memiliki banyak anak perusahaan di Indonesia, misalnya Miwon, yang memudahkan pengiriman siswa magang ke sana.
”Siswa yangmagang,padatahun pertama digaji 80.000 yen per bulan. Tahun
kedua 90.000, dan tahun ketiga 100.000.Ditambah juga fasilitas mendapat
tempat tinggal di asrama. Kalau siswa betah, dia bisa terus bekerja di sana. Kalau tidak, dia akan diberi modal kerja sampai 70 juta rupiah,”tuturBambang.
Jika magang selama satu tahun jadi andalan SMK 26 untuk
memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan diri dan perusahaan untuk
menilai kinerja lulusan SMK, di SMK Tarakanita dan SMK Jayawisata yang
masa studinya memakai ukuran standar tiga tahun pun, lulusannya juga
tetap diminati dunia industri. Kerja sama dan terbuka dengan kehadiran
banyak perusahaan di sekolah ini jadi jalan yang efektif untuk
menyalurkanlulusansiswamerekakeduniakerja.
”Kalau ada perusahaan yang datang ke sekolah kita pada bulan
September, pasti sudah kesulitan untuk mencari siswa yang fresh
graduate karena mereka biasanya sudah dapat pekerjaan,” kata Kepala
Sekolah SMK Tarakanita Florentina Mujiyani. Masih menurut kepala sekolah
yangbiasadisapa Yaniini,setiapsaat memang selalu ada kunjungan dari
beberapa perusahaan untuk melihat siswa-siswa yang berpotensi untuk
direkrutdiperusahaanmereka.
Tak hanya itu, setiap akhir tahun setelah ujian atau UN, SMK
Tarakanita juga mengadakan bursa kerja yang setiap harinya didatangi
satu atau dua perusahaan. Di ajang ini, dilakukan seleksi perekrutan
karyawan selama satu hari penuh. ”Jadi dari mulai tes,wawancara, sampai
akhirnya diterima jadi karyawan, dilakukan selama satu hari. Besoknya,
ada perusahaan lain yang melakukan kegiatan yang sama.Jadi acara ini
memang benarbenar dimanfaatkan para siswa untuk mencari kerja,”kata
Yani.
Selain kunjungan perusahaan, SMK Tarakanita juga bekerja
sama dengan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam program
binaan. Kondisi yang tidak jauh berbeda juga dialami lulusan SMK
Jayawisata 2,Kalimalang. Biasanya,lulusan SMK ini juga langsung diminati
beberapa perusahaan perhotelanataubiroperjalanan, seperti Hotel
Borobudur, Hotel Grand Hyatt,atau Hotel Millenium. ”Biasanya, siswa
menunggu satu sampai dua bulan untuk menunggu ijazah mereka keluar.
Namun, ada juga dua atau tiga anak yang tidak perlu menunggu
ijazah, sudah bisa langsung ke kerja di sebuah perusahaan,” kata Ketua
Jurusan Bidang Tour and Travel SMK Jayawisata 2 MT Sirait. Melihat
perkembangan permintaan lulusan SMK di dunia kerja, Direktorat Pembinaan
SMK Departemen Pendidikan Nasional mencoba meresponsnya dengan rencana
menambah jumlah SMK di Indonesia. Menurut Direktur Pembinaan SMK Djoko
Sutrisno, tahun 2014 nanti jumlah SMK akan lebih banyak daripada SMA.
”Kemarin itu, rasionya masih 70:30 untuk SMA, sekarang sudah
53:47 dengan angka 53 masih untuk SMA.Tapi nanti, tahun 2014 kita
usahakan angkanya sudah berubah menjadi 33:67 untuk SMK,” sebutnya.
Menurut Djoko,lulusan SMK diminati dunia kerja karena para lulusannya
punya kemampuan teknis yang melebihi lulusan SMA. Soal citra yang dulu
tidak begitu bagus soal SMK, Depdiknas juga sudah berusaha
untukmenghapusnya.
”Sekarang kan
ada iklan layanan masyarakat di televisi yang mencoba mengangkat citra
SMK. Jadi dari masyarakat juga dunia industri juga bisa melihat bahwa
lulusan SMK juga bisa bersaing,” ujar Djoko. Dia menegaskan, citra bahwa
lulusan SMK cuma bisa jadi tukang juga tak sepenuhnya benar karena
setelah mereka lulus masih bisa melanjutkan kuliah juga.
|
No comments:
Post a Comment